ERA PENDUDUKAN JEPANG
Ketika Jepang berkuasa di Indonesia, bangsa ini sangat ingin
menghapuskan pengaruh Belanda di Indonesia. Sebaliknya, Jepang ingin
menanamkan kebudayaannya sendiri dan mengembangkannya bersama-sama
kebudayaan asli. Misalnya, membiasakan senam pagi dilanjutkan dengan
seikerei atau menghormati matahari setiap pagi dengan membungkukkan
badan ke arah timur, menyelenggarakan tonarigumi atau rukun tetangga
untuk mengumpulkan iuran bagi kepentingan perang, dan pengembangan
bahasa. Jepang sangat memedulikan pengembangan bidang sastra.
Jepang memberikan pendidikan pada rakyat Indonesia dengan maksud atau tujuan untuk mendukung kepentingan perangnya. Jepang memiliki keinginan untuk memanfaatkan segala sumber daya yang ada di Indonesia pada saat pendudukannya, yaitu dari sumber daya ekonomi, sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya.
Pada mulanya Jepang memberikan pendidikan di Indonesia dengan meneruskan pendidikan yang sudah ada sebelumnya, yaitu pada masa pendudukan Belanda dengan pendidikan ala barat. Akan tetapi kemudian Jepang merombaknya yaitu dengan memasukkan doktrin Asia raya agar sesuai dengan tujuan serta maksud Jepang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_%281942-1945%29#Aspek_Ekonomi_dan_Sosial
Untuk menghapuskan pengaruh Belanda, Jepang melarang penggunaan bahasa
Belanda dan sebaliknya, mengembangkan bahasa Indonesia dengan mendirikan
Komisi Bahasa Indonesia. Tugas komisi ini adalah mengembangkan dan
memperbanyak perbendaharaan bahasa. Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia
wajib digunakan di kantor-kantor dan sekolah-sekolah. Nama-nama kota dan
jalan diganti dalam bahasa Indonesia. Misalnya, Batavia diganti
Jakarta, Meester Cornelis diganti Jatinegara, Buitenzorg diganti Bogor.
Lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo, dinyanyikan bersama-sama dengan lagu
kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya. Adapun untuk memperkuat pengaruh
Jepang, diajarkan pula penggunaan aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana.
Pengajarannya dilakukan di sekolah-sekolah, melalui koran nasional
berbahasa Jepang, dan dibukanya kursus-kursus berbahasa Jepang. Agar
dapat mendukung Nippon Seisin (Semangat Jepang) dalam berbahasa,
diberikan tunjangan istimewa kepada siapa yang dapat menunjukkan
kecakapan berbahasa Jepang dalam tingkatan dai-tji (dasar), dai-ni
(menengah), dai-son (atas), dai-jon (tinggi), dai-go (lanjut). Pada
tanggal 1 April 1943, didirikan Pusat Kebudayaan Keiman Bunka Shidosho.
Jepang memberikan pendidikan pada rakyat Indonesia dengan maksud atau tujuan untuk mendukung kepentingan perangnya. Jepang memiliki keinginan untuk memanfaatkan segala sumber daya yang ada di Indonesia pada saat pendudukannya, yaitu dari sumber daya ekonomi, sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya.
Pada mulanya Jepang memberikan pendidikan di Indonesia dengan meneruskan pendidikan yang sudah ada sebelumnya, yaitu pada masa pendudukan Belanda dengan pendidikan ala barat. Akan tetapi kemudian Jepang merombaknya yaitu dengan memasukkan doktrin Asia raya agar sesuai dengan tujuan serta maksud Jepang.
Referensi :
http://e-dukasi.nethttp://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_%281942-1945%29#Aspek_Ekonomi_dan_Sosial
Komentar
Posting Komentar