ketulusan ibu
Waktu itu, aku sangat bahagia berada di tengah-tengah keluarga yang
sangat menyayangiku. hidup bersama ibu dan ayahku tanpa ada masalah yang
menimpa keluargaku. setiap waktu ku lihat ayah dan ibu bersama di di
depan tv. Ku sambut mereka dengan salam manisku setiap pagi sebelum
berangkat sekolah. ibu yang selalu memasak untuk memberikan sarapan
padaku dan ayah tak pernah terlewatkan, ayah yang selalu memanjakanku.
setiap pulang sekolah makanan pun sudah tersedia di meja tapi aku
menunggu ayah pulang kerja supaya kami bisa makan bersama. dan hampir
setiap hari beribadah bersama jika ayah sudah pulang. itu adalah suatu
hal yang sangat menyenangkan bisa berkumpul dengan ibu dan ayah, walau
begitu aku juga pernah membantah ayah, apalagi dengan ibuku aku sering
bersikap keras jika ada hal yang aku minta tidak di berikan. saat ibu
menyuruhku aku selalu menolak dengan berbagai alasan yang ku ucapkan
sehingga akhirnya ibuku melakukan semua sendiri. tapi kalau dengan ayah
terkadang aku masih takut untuk menolak perintahnya entah kenapa aku
bersikap seperti itu. aku tahu seharusnya aku tidak boleh bersikap
seperti itu terhadap ibuku karena dialah orang paling utama yang patut
kita hormati, tapi di sisi lain aku kesel dengan ibuku. setiap aku
menyuruh ibuku untuk melakukan sesuatu yang aku mau dia selalu lakukan,
saat aku sakit orang pertama yang sedih dan merawatku adalah ibu, saat
aku punya masalah orang yang membantu menyelesaikannya adalah ibu, saat
aku menginginkan sesuatu dan meminta kepada ayah tetapi ayah menolak
orang yang mengabulkan permintaanku adalah ibu walau uang yang ibu punya
adalah uang yang akan dipakai untuk membayar pajak motor, ibu berikan
kepadaku demi kesenanganku dan aku langsung tersenyum kepadanya tanpa
kusadari bahwa aku tidak mengucapkan terima kasih. saat ibu kesusahan
mengerjakan pekerjaan rumah tangga aku malah enak-enakkan tidur. ketika
ayahku datang aku disuruh untuk mengantarkan surat ke rumah tetangga aku
langsung menjawab “iya yah”.
Saat masalah datang pada keluargaku aku merasa ayah sudah tidak peduli denganku dan ibuku, sikap ayah mulai berubah entah apa yang membuatnya berubah. sepertinya ibu sudah tahu alasan kenapa ayah berubah tapi dia siam tanpa memberi tahuku tapi karena aku masih enggan untuk memikirkan hal itu aku tidak peduli dengan alasan kenapa ayahku berubah. saat orangtuaku bertengkar yang pertama kalinya aku lihat aku hanya diam karena kurasa semua akan baik-baik saja. saat aku mengetahui bahwa ayahku selingkuh dengan wanita lain aku merasa sangat kecewa dengan perbuatan yang ayah lakukan pada ibuku padahal ibu selalu sabar menghadapi ayah. pertengkaran kedua yang aku lihat sangat hebat sampai ayah dan ibuku ingin bercerai, saat itu aku ingin bertindak tapi aku takut sehingga aku terpuruk di dalam kamar, yang ku lakukan hanyalah berdoa agar masalah yang menimpa keluargaku cepat selesai. aku melihat ibuku yang menangis di meja makan setelah bertengkar dengan ayah, saat aku menghampiri, ibu langsung mengusap airmatanya dan senyum kepadaku seperti orang yang tak punya beban. mungkin ibu tak mau aku tahu tentang masalahnya dengan ayah.
Akhirnya allah menjawab doa ku. ayah dan ibuku sudah kembali seperti dulu mereka sudah tidak berantem lagi aku pun senang melihatnya. tapi ternyata semua itu hanya sebentar, kebahagiaan yang baru aku rasakan kembali kini malah menjadi kesedihan seumur hidupku. belum satu tahun ayah baikan dengan ibuku sudah ada lagi masalah yang sama, yaitu tentang wanita lain yang mencoba merebut ayah dari ibuku. Sampai ayah menggugat cerai ibuku tapi ibuku selalu membantah bahwa ia tidak mau bercerai tanpa alasan. tapi ayah masih memaksakan untuk ingin bercerai dengan ibuku. saat itu ayah tidak pulang ke rumah entah kemana perginya, aku berfikir pasti ayah pergi dengan wanita lain untuk kesenangannya. aku tak sanggap menahan air mataku saat ku lihat ibu menangis lagi dan aku mencoba untuk menghibur ibuku agar ia tidak menangis lagi tetapi ibuku menjawab “ibu tidak menangis mata ibu sakit, sudahlah ibu tidak apa-apa” begitu kuatnya ibuku, dia selalu menutupi kesedihannya di hadapanku. walaupun ayahku sudah tidak peduli dengan ibuku tapi ibu masih menjalankan pekerjaan rumah, ibu masih memasak, mencuci pakaian ayahku, menyapu dan lain lain. di sisi lain ibu juga menjalankan pekerjaan di luar rumah. aku juga tahu bahwa ayah sudah berhari-hari tidak memberi uang ibuku tapi ibu masih perhatian dengan ayahku. dan terjadilah peristiwa yang membuatku sedih ya mungkin bisa dibilang kesedihan yang paling dalam, perceraian itu terjadi saat aku duduk di bangku sma.
Ibuku menerima permintaan ayah yang ingin bercerai dengan alasan karena sudah nggak kuat dengan kelakuan ibuku. saat itu aku memohon pada ayahku “ayah tolong, tolong jangan cerai dengan ibu yah aku mohon, sudah 16 tahun ayah menjalani semua dengan ibu, aku butuh ayah dan ibu untuk bersama, hanya karena wanita lain yang belum ayah kenal ayah rela meninggalkan ibu yang 16 tahun mendampingi ayah tanpa pamrih”. tapi semua ucapanku percuma ayah malah memarahiku hingga ucapannya sangat menyakitkan untuk ku dengar. saat aku memandang ibu, matanya mulai berkaca-kaca dan memelukku, aku tak sanggup berkata sehingga hanya menangis. kemudian ibu pergi dari rumah tanpa membawa apapun setelah bercerai dengan ayah.
Keluargaku hancur, ayah melarangku untuk menemui ibuku hingga 5 bulan setelah perceraian aku baru bisa bertemu dengan ibuku. saat itu aku baru sadar aku merenungi semua yang terjadi bahwa ibu ku sangat tulus mencintai dan menyayangiku aku menyesal dulu telah bersikap tidak sopan terhadapnya hingga sekarang aku baru mengerti betapa pentingnya kehadirannya di sisiku setelah ia pergi.
Setiap hari aku selalu berdoa supaya ibuku diberi kekuatan dan kebahagiaan, selama aku tidak bersama ibuku aku hanya dapat berkomunukasi melalui handpone. lalu ayahku menikah dengan wanita lain tanpa mengabari ku, aku merasa aku tak dianggap oleh ayah. aku tahu mungkin ayah mengira aku tidak akan setuju dengan tindakannya tapi setidaknya ayah harus bilang kepadaku, karena aku sekolah jauh terpaksa aku kost jadi seminggu sekali pulang, saat aku pulang aku melihat ayah sudah bersama wanita lain yang kata saudaranya ayah mereka sudah menikah kemarin. betapa hancurnya hatiku saat itu rasanya kehadiranku disini sudah tidak ayah harapkan aku hanya bisa menangis dan menelepon ibuku lalu ibu menyuruhku untuk selalu sabar menjalani hidup yang sudah digariskan oleh allah, menyuruhku untuk iklas dan menerima semua kenyataan yang terjadi dan selalu menyemangatiku, padahal seharusnya ibulah yang butuh semangat bukan aku tapi ibuku sangatlah kuat, ibuku orang paling hebat.
Aku menjalani hari-hari tanpa ibu, terkadang aku iri melihat temanku sedang bersama atau dia bercerita tentang orangtuanya, aku sering merasa rindu dengan ibuku sampai tak kuasa menahan airmata. aku yakin ibuku pasti jauh lebih rindu denganku tapi ibu selalu sabar kata-kata ibu yang paling bermakna adalah saat ia berkata “sebenarnya ibu sudah dari kamu SD mengetahui bahwa ayahmu selingkuh tapi ibu selalu diam karena alasan ibu adalah kamu sayang kamu yang membuat ibu kuat menjalaninya tanpa ada kamu sudah dari dulu ibu dan ayah berpisah, hingga kesekian kalinya perpisahan betul-betul terjadi, maaf ibu tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk mempertahankan rumah tangga”. lalu ku bilang pada ibuku “ibu, semua yang ibu berikan padaku sudah lebih dari cukup, ibu adalah ibu terbaik. AKU SAYANG IBU”
Saat masalah datang pada keluargaku aku merasa ayah sudah tidak peduli denganku dan ibuku, sikap ayah mulai berubah entah apa yang membuatnya berubah. sepertinya ibu sudah tahu alasan kenapa ayah berubah tapi dia siam tanpa memberi tahuku tapi karena aku masih enggan untuk memikirkan hal itu aku tidak peduli dengan alasan kenapa ayahku berubah. saat orangtuaku bertengkar yang pertama kalinya aku lihat aku hanya diam karena kurasa semua akan baik-baik saja. saat aku mengetahui bahwa ayahku selingkuh dengan wanita lain aku merasa sangat kecewa dengan perbuatan yang ayah lakukan pada ibuku padahal ibu selalu sabar menghadapi ayah. pertengkaran kedua yang aku lihat sangat hebat sampai ayah dan ibuku ingin bercerai, saat itu aku ingin bertindak tapi aku takut sehingga aku terpuruk di dalam kamar, yang ku lakukan hanyalah berdoa agar masalah yang menimpa keluargaku cepat selesai. aku melihat ibuku yang menangis di meja makan setelah bertengkar dengan ayah, saat aku menghampiri, ibu langsung mengusap airmatanya dan senyum kepadaku seperti orang yang tak punya beban. mungkin ibu tak mau aku tahu tentang masalahnya dengan ayah.
Akhirnya allah menjawab doa ku. ayah dan ibuku sudah kembali seperti dulu mereka sudah tidak berantem lagi aku pun senang melihatnya. tapi ternyata semua itu hanya sebentar, kebahagiaan yang baru aku rasakan kembali kini malah menjadi kesedihan seumur hidupku. belum satu tahun ayah baikan dengan ibuku sudah ada lagi masalah yang sama, yaitu tentang wanita lain yang mencoba merebut ayah dari ibuku. Sampai ayah menggugat cerai ibuku tapi ibuku selalu membantah bahwa ia tidak mau bercerai tanpa alasan. tapi ayah masih memaksakan untuk ingin bercerai dengan ibuku. saat itu ayah tidak pulang ke rumah entah kemana perginya, aku berfikir pasti ayah pergi dengan wanita lain untuk kesenangannya. aku tak sanggap menahan air mataku saat ku lihat ibu menangis lagi dan aku mencoba untuk menghibur ibuku agar ia tidak menangis lagi tetapi ibuku menjawab “ibu tidak menangis mata ibu sakit, sudahlah ibu tidak apa-apa” begitu kuatnya ibuku, dia selalu menutupi kesedihannya di hadapanku. walaupun ayahku sudah tidak peduli dengan ibuku tapi ibu masih menjalankan pekerjaan rumah, ibu masih memasak, mencuci pakaian ayahku, menyapu dan lain lain. di sisi lain ibu juga menjalankan pekerjaan di luar rumah. aku juga tahu bahwa ayah sudah berhari-hari tidak memberi uang ibuku tapi ibu masih perhatian dengan ayahku. dan terjadilah peristiwa yang membuatku sedih ya mungkin bisa dibilang kesedihan yang paling dalam, perceraian itu terjadi saat aku duduk di bangku sma.
Ibuku menerima permintaan ayah yang ingin bercerai dengan alasan karena sudah nggak kuat dengan kelakuan ibuku. saat itu aku memohon pada ayahku “ayah tolong, tolong jangan cerai dengan ibu yah aku mohon, sudah 16 tahun ayah menjalani semua dengan ibu, aku butuh ayah dan ibu untuk bersama, hanya karena wanita lain yang belum ayah kenal ayah rela meninggalkan ibu yang 16 tahun mendampingi ayah tanpa pamrih”. tapi semua ucapanku percuma ayah malah memarahiku hingga ucapannya sangat menyakitkan untuk ku dengar. saat aku memandang ibu, matanya mulai berkaca-kaca dan memelukku, aku tak sanggup berkata sehingga hanya menangis. kemudian ibu pergi dari rumah tanpa membawa apapun setelah bercerai dengan ayah.
Keluargaku hancur, ayah melarangku untuk menemui ibuku hingga 5 bulan setelah perceraian aku baru bisa bertemu dengan ibuku. saat itu aku baru sadar aku merenungi semua yang terjadi bahwa ibu ku sangat tulus mencintai dan menyayangiku aku menyesal dulu telah bersikap tidak sopan terhadapnya hingga sekarang aku baru mengerti betapa pentingnya kehadirannya di sisiku setelah ia pergi.
Setiap hari aku selalu berdoa supaya ibuku diberi kekuatan dan kebahagiaan, selama aku tidak bersama ibuku aku hanya dapat berkomunukasi melalui handpone. lalu ayahku menikah dengan wanita lain tanpa mengabari ku, aku merasa aku tak dianggap oleh ayah. aku tahu mungkin ayah mengira aku tidak akan setuju dengan tindakannya tapi setidaknya ayah harus bilang kepadaku, karena aku sekolah jauh terpaksa aku kost jadi seminggu sekali pulang, saat aku pulang aku melihat ayah sudah bersama wanita lain yang kata saudaranya ayah mereka sudah menikah kemarin. betapa hancurnya hatiku saat itu rasanya kehadiranku disini sudah tidak ayah harapkan aku hanya bisa menangis dan menelepon ibuku lalu ibu menyuruhku untuk selalu sabar menjalani hidup yang sudah digariskan oleh allah, menyuruhku untuk iklas dan menerima semua kenyataan yang terjadi dan selalu menyemangatiku, padahal seharusnya ibulah yang butuh semangat bukan aku tapi ibuku sangatlah kuat, ibuku orang paling hebat.
Aku menjalani hari-hari tanpa ibu, terkadang aku iri melihat temanku sedang bersama atau dia bercerita tentang orangtuanya, aku sering merasa rindu dengan ibuku sampai tak kuasa menahan airmata. aku yakin ibuku pasti jauh lebih rindu denganku tapi ibu selalu sabar kata-kata ibu yang paling bermakna adalah saat ia berkata “sebenarnya ibu sudah dari kamu SD mengetahui bahwa ayahmu selingkuh tapi ibu selalu diam karena alasan ibu adalah kamu sayang kamu yang membuat ibu kuat menjalaninya tanpa ada kamu sudah dari dulu ibu dan ayah berpisah, hingga kesekian kalinya perpisahan betul-betul terjadi, maaf ibu tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk mempertahankan rumah tangga”. lalu ku bilang pada ibuku “ibu, semua yang ibu berikan padaku sudah lebih dari cukup, ibu adalah ibu terbaik. AKU SAYANG IBU”
Komentar
Posting Komentar