perjuangan kehidupan
Kini hidup ku yang tentunya serba bingung. yang ketika aku ada
pengumuman Kelulusan SMP memasuki SMA, yang aku ingin kan berencana
untuk memilih SMAN, tetapi sayang dengan hasil nilai Ujian Nasional yang
sangat memalukan dan mengecewakan bagi saya dan orangtua. “ya Allah
mengapa ini bisa terjadi, aku telah mengecewakan orangtua”. Tangis ku
dalam Batin dengan rasa kecewa dan penyesalan.
Aku yang merasa malu sama teman-teman ku dan mengecewakan orangtua. Orangtua ku sangat marah, malu dan kecewa dengan hasil yang seperti ini. tetapi mau bagaimana lagi kalau ini sudah kemampuan yang aku miliki yang tak bisa dipaksa. pilihan ku yang ingin memasuki sekolah SMAN tak terwujud. dan Mama ku memaksa ku untuk melanjutkan Sekolah ku di Pondok dengan secara paksa “pokoknyA kamu kalo gak mau pondok, gak usah sekolah!” Teriak nya Mama ku yang ingin aku masuk Pondok dengan paksa.
“Gak Mam, aku gak mau Pondok! Ya sudah kalo Mama gak mau gak apa”. Teriak ku ke Mama ku dengan tangis. Daripada aku pusing bila harus berdebat dengan Mama ku, dan akhir nya mau tidak mau aku memutuskan untuk meninggalkan Rumah ini tanpa sepengetahuan dan seizin oleh Orangtua. Aku mengemaskan pakaian dan barang yang harus aku bawa.
Malam larut itu aku jalan sendirian dan masih membawa suasana Tangis dan kecewa. Aku gak tau aku harus pergi kemana dan melanjutkan perjalanan ini kemana. Aku duduk dan termenung di sebuah warung warung yang tidak jauh dari Rumah.
Tak lama kemudian aku punya pikiran untuk menelpon Sahabat ku yang tinggal di Panti yang dekat dengan sekolahan SMP ku, aku tidur disana untuk sementara ini.
Tak lama kemudian aku telah sampai di sebuah panti Teman ku.
“Ada apa dengan mu kawan, kenapa kamu pergi larut larut malam ini dengan sambil nangis nagis, itu lihat mata kamu sampai besar benjolnya” Tanya nya teman ku dengan rasa heran dan penasaran.
“Besok saja ya aku ceritakan semua, aku pusing dan tak tau harus cerita mulai darimana”
“Iya sudah kamu istirahat saja, sini aku anterin ke kamar ku”.
Aku melangkah mengikuti teman ku menuju Kamar nya.
Sesampai di kamar nya Teman ku, aku ganti baju tidur dan melangkah ke tempat tidur susun itu. semua telah Tidur, dan aku sendiri belum tidur karena gak bisa tidur dan masih memikirkan masalah yang tadi Siang terjadi.
Nisa. Itu nama sahabat saya yang selama bantu aku dalam kesusahan apalagi membawa ku untuk menumpang di kamar Panti Asuhan nya ini. Sejak awal aku masuk di SMP tetap setia membantu ku. Aku berhutang budi sama dia. tak lama kemudian aku mulai mengantuk, aku berbaring dan menghadap Langit atap atas. “Ya allah baru pertamakali ini tidur di panti Asuhan dalam suasana sempit dan panas karena tidak ada kipas angin. Meski di sini saya hanya menumpag untuk sementara tapi saya sudah diperlakuin seperti anak Panti. Harus bangun shubuh untuk melaksanakan Sholat Shubuh, lalu mengaji sampai jam 5 pagi.
Pagi yang cerah telah datang lagi, dan aku melakukan kegiatan sehariku tak seperti biasanya. di sini aku gak boleh diam saja yang seperti Ratu. Aku pun bergerak untuk membantu anak-anak panti lainnya membersihkan setiap ruangan yag ada di panti.
“Hari sungguh capek yah Rul”. Saut nya teman ku itu, Nisa
“Alhamdulilah gak sayang”.
“oh ya btw kata nya kamu janji mau cerita soal kejadian tadi malam kawan?”.
Aku diam dan kaget, namun akhir nya aku ceritakan semua nya ke sahabat ku itu
“Kamu sabar saja sayang, kamu anak satu-satu nya pasti orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak nya”. Saran nya teman ku.
Aku terdiam dan berpikir sejenak.
“oh ya btw maaf ya fasilitas di Panti ini gak bisa memuaskan dengan apa yang kamu inginkan seperti di rumah kamu sendiri”. Nisa memotong lamunan ku itu.
“oh, Iya gak papa Nis, santai aja kelles. lagian aku juga terimakasih cukup dikasih izin untuk tinggal di sini aku sudah senang Nis”. Sahutku dengan apa adanya.
Di Panti ini tak boleh megang HP, jadi apa boleh buat aku gak menyalakan Handphone untuk sementara ini.
Hari kedua aku berada di Panti, seperti kemarin aku membantu teman teman panti membersihkan setiap Ruangan, lalu aku isitirahat dan melakukan sholat Dhuhah bersama anak anak panti di sini.
Usai melaksanakan Ibadah Dhuhah, aku pun duduk di teras Panti sambil terlamun
“Ya Allah, mengapa OrangTua ku masi belum juga cari cari saya” Batin ku.
Tak tersadar aku melamun hingga aku ketiduran di Teras Panti hingga Hampir Ashar, sungguh memuaskan tidur siang ku kali ini.
Lalu aku menuju untuk mengambil air Wudhu untuk siap-siap melaksanakan Sholat Ashar. dan sambil mengaji hingga menunggu Maghrib yang akan datang.
Tak lama kemudian aku terhenti mengaji, karena ada salah satu Anak Panti memanggil ku yang kata nya ada seorang mencari ku, entah siapa itu orangnya
“Nurul, ada yang mencari kamu di luar sana”.
“Siapa?” Tanyaku dengan penasaran
“Aku gak tau sapa orang nya, tapi yang jelas itu orang sedang ingin mencari kamu”.
Nisa pun menyuruh ku untuk menghampiri itu orang “sudah Rull, kamu temui saja!”
Akhir nya aku melangkah dan menemui siap orang tersebut.
Dan yang tak disangka menjadi tersangka, yang tak dinyata menjadi ternyata. Dan ternyata itu orang adalah kedua Orangtua ku. Dan akhir nya aku menghampiri nya dan memeluk nya. Karena betapa rinduku pada nya.
“Maafin Mama nak, sekarang kamu pulang ya sayang!”. pinta nya sambil masih memeluk ku juga.
“Aku janji, mama akan menuruti semua apa yang kamu mau”
Hari semakin sore, matahari mulai terbenam “sebaik nya kita pulang ntar ma habis sholat Isya”.
Lalu aku masuk ke kamar dan mengkemaskan semua barang barang ku, lalu siap siap untuk ambil air wudhu melaksanakan sholat Maghrib.
Usai Maghrib kami semua makan malam di Panti.
ini adalah sebuah kebahagian ku dan pengalaman kenangan yang tak terlupa. makan malam bersama orangtua dan anak-anak panti.
Usai makan malam dan melaksanakan sholat Isya saya dan kedua Orangtua kembali ke rumah, sebelum nya aya berpamitan ke Ibu Panti dan teman-teman Panti. Terutama Nisa, yang selama ini membantu saya dalam susah dan senang.
“terimakasih ya kawan, kalian semua baik membantu aku”
Usai pamit, aku melangkah keluar ke Panti. Dan melambaikan tangan ke teman-teman Panti.
Dan akhir nya kini aku sadari, selama aku tinggal di panti meski hanya 2 hari tetapi bermakna bagi ku. Dan kini misi ku yang aku dapat kan dari panti “KEGAGALAN BUKAN LAH UNTUK KITA JATUH DARI MISI RENCANA KITA, TETAPI KEGAGALAN ADALAH AWAL KUNCI DARI KESUKSESAN NANTI”
Aku yang merasa malu sama teman-teman ku dan mengecewakan orangtua. Orangtua ku sangat marah, malu dan kecewa dengan hasil yang seperti ini. tetapi mau bagaimana lagi kalau ini sudah kemampuan yang aku miliki yang tak bisa dipaksa. pilihan ku yang ingin memasuki sekolah SMAN tak terwujud. dan Mama ku memaksa ku untuk melanjutkan Sekolah ku di Pondok dengan secara paksa “pokoknyA kamu kalo gak mau pondok, gak usah sekolah!” Teriak nya Mama ku yang ingin aku masuk Pondok dengan paksa.
“Gak Mam, aku gak mau Pondok! Ya sudah kalo Mama gak mau gak apa”. Teriak ku ke Mama ku dengan tangis. Daripada aku pusing bila harus berdebat dengan Mama ku, dan akhir nya mau tidak mau aku memutuskan untuk meninggalkan Rumah ini tanpa sepengetahuan dan seizin oleh Orangtua. Aku mengemaskan pakaian dan barang yang harus aku bawa.
Malam larut itu aku jalan sendirian dan masih membawa suasana Tangis dan kecewa. Aku gak tau aku harus pergi kemana dan melanjutkan perjalanan ini kemana. Aku duduk dan termenung di sebuah warung warung yang tidak jauh dari Rumah.
Tak lama kemudian aku punya pikiran untuk menelpon Sahabat ku yang tinggal di Panti yang dekat dengan sekolahan SMP ku, aku tidur disana untuk sementara ini.
Tak lama kemudian aku telah sampai di sebuah panti Teman ku.
“Ada apa dengan mu kawan, kenapa kamu pergi larut larut malam ini dengan sambil nangis nagis, itu lihat mata kamu sampai besar benjolnya” Tanya nya teman ku dengan rasa heran dan penasaran.
“Besok saja ya aku ceritakan semua, aku pusing dan tak tau harus cerita mulai darimana”
“Iya sudah kamu istirahat saja, sini aku anterin ke kamar ku”.
Aku melangkah mengikuti teman ku menuju Kamar nya.
Sesampai di kamar nya Teman ku, aku ganti baju tidur dan melangkah ke tempat tidur susun itu. semua telah Tidur, dan aku sendiri belum tidur karena gak bisa tidur dan masih memikirkan masalah yang tadi Siang terjadi.
Nisa. Itu nama sahabat saya yang selama bantu aku dalam kesusahan apalagi membawa ku untuk menumpang di kamar Panti Asuhan nya ini. Sejak awal aku masuk di SMP tetap setia membantu ku. Aku berhutang budi sama dia. tak lama kemudian aku mulai mengantuk, aku berbaring dan menghadap Langit atap atas. “Ya allah baru pertamakali ini tidur di panti Asuhan dalam suasana sempit dan panas karena tidak ada kipas angin. Meski di sini saya hanya menumpag untuk sementara tapi saya sudah diperlakuin seperti anak Panti. Harus bangun shubuh untuk melaksanakan Sholat Shubuh, lalu mengaji sampai jam 5 pagi.
Pagi yang cerah telah datang lagi, dan aku melakukan kegiatan sehariku tak seperti biasanya. di sini aku gak boleh diam saja yang seperti Ratu. Aku pun bergerak untuk membantu anak-anak panti lainnya membersihkan setiap ruangan yag ada di panti.
“Hari sungguh capek yah Rul”. Saut nya teman ku itu, Nisa
“Alhamdulilah gak sayang”.
“oh ya btw kata nya kamu janji mau cerita soal kejadian tadi malam kawan?”.
Aku diam dan kaget, namun akhir nya aku ceritakan semua nya ke sahabat ku itu
“Kamu sabar saja sayang, kamu anak satu-satu nya pasti orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak nya”. Saran nya teman ku.
Aku terdiam dan berpikir sejenak.
“oh ya btw maaf ya fasilitas di Panti ini gak bisa memuaskan dengan apa yang kamu inginkan seperti di rumah kamu sendiri”. Nisa memotong lamunan ku itu.
“oh, Iya gak papa Nis, santai aja kelles. lagian aku juga terimakasih cukup dikasih izin untuk tinggal di sini aku sudah senang Nis”. Sahutku dengan apa adanya.
Di Panti ini tak boleh megang HP, jadi apa boleh buat aku gak menyalakan Handphone untuk sementara ini.
Hari kedua aku berada di Panti, seperti kemarin aku membantu teman teman panti membersihkan setiap Ruangan, lalu aku isitirahat dan melakukan sholat Dhuhah bersama anak anak panti di sini.
Usai melaksanakan Ibadah Dhuhah, aku pun duduk di teras Panti sambil terlamun
“Ya Allah, mengapa OrangTua ku masi belum juga cari cari saya” Batin ku.
Tak tersadar aku melamun hingga aku ketiduran di Teras Panti hingga Hampir Ashar, sungguh memuaskan tidur siang ku kali ini.
Lalu aku menuju untuk mengambil air Wudhu untuk siap-siap melaksanakan Sholat Ashar. dan sambil mengaji hingga menunggu Maghrib yang akan datang.
Tak lama kemudian aku terhenti mengaji, karena ada salah satu Anak Panti memanggil ku yang kata nya ada seorang mencari ku, entah siapa itu orangnya
“Nurul, ada yang mencari kamu di luar sana”.
“Siapa?” Tanyaku dengan penasaran
“Aku gak tau sapa orang nya, tapi yang jelas itu orang sedang ingin mencari kamu”.
Nisa pun menyuruh ku untuk menghampiri itu orang “sudah Rull, kamu temui saja!”
Akhir nya aku melangkah dan menemui siap orang tersebut.
Dan yang tak disangka menjadi tersangka, yang tak dinyata menjadi ternyata. Dan ternyata itu orang adalah kedua Orangtua ku. Dan akhir nya aku menghampiri nya dan memeluk nya. Karena betapa rinduku pada nya.
“Maafin Mama nak, sekarang kamu pulang ya sayang!”. pinta nya sambil masih memeluk ku juga.
“Aku janji, mama akan menuruti semua apa yang kamu mau”
Hari semakin sore, matahari mulai terbenam “sebaik nya kita pulang ntar ma habis sholat Isya”.
Lalu aku masuk ke kamar dan mengkemaskan semua barang barang ku, lalu siap siap untuk ambil air wudhu melaksanakan sholat Maghrib.
Usai Maghrib kami semua makan malam di Panti.
ini adalah sebuah kebahagian ku dan pengalaman kenangan yang tak terlupa. makan malam bersama orangtua dan anak-anak panti.
Usai makan malam dan melaksanakan sholat Isya saya dan kedua Orangtua kembali ke rumah, sebelum nya aya berpamitan ke Ibu Panti dan teman-teman Panti. Terutama Nisa, yang selama ini membantu saya dalam susah dan senang.
“terimakasih ya kawan, kalian semua baik membantu aku”
Usai pamit, aku melangkah keluar ke Panti. Dan melambaikan tangan ke teman-teman Panti.
Dan akhir nya kini aku sadari, selama aku tinggal di panti meski hanya 2 hari tetapi bermakna bagi ku. Dan kini misi ku yang aku dapat kan dari panti “KEGAGALAN BUKAN LAH UNTUK KITA JATUH DARI MISI RENCANA KITA, TETAPI KEGAGALAN ADALAH AWAL KUNCI DARI KESUKSESAN NANTI”
Komentar
Posting Komentar