LDR
Aku, sebut saja namaku dinda. aktivitas keseharian ku bekerja dan
kuliah. di suatu pagi saat di kampus aku memutuskan meminjam buku di
perpustakaan, untuk mencari buku yang sedang aku cari statistik ekonomi
bisnis tentunya. di saat yang sama kebetulan ada seorang laki-laki yang
menghampiriku, dia juga membutuhkan buku yang hanya tinggal satu
tersebut. kemudian kami saling berkenalan dan tukar menukar pin bb, dari
situ aku mengetahui namanya. setelah kejadian tersebut tak lama
pemberitahuan di bb pun masuk. ternyata dari zian. dia berniat mengajak
ku untuk mengerjakan tugas kampus bersama yang kebetulan kami memiliki
dosen yang sama. aku pun menyanggupi keinginannya.
Keesokan harinya aku menemuinya di perpustakaan saat pertama kali kita bertemu. kemudian mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh dosen 2 hari yang lalu. ku akui kemampuannya sangat sangat baik di bidang ekonomi. dari situlah aku mulai menyukainya, apalagi saat sempat mengobrol panjang lebar dia mengatakan kalau dia belum memiliki pacar.. betapa bahagianya diriku…
Komunikasi pun terus berjalan, banyak kata indah yang ia berikan pada ku, tak pernah ia mengucapkan selamat pagi dan selamat tidur pada ku, tak lupa dengan pesan-pesan perhatiannya tentunya,. entah dia merasakan hal yang sama atau tidak. rasa yang begitu melekat, rasa takut kehilangan, rasa sayang, dan rasa peduli. begitu aku sangat amat menyayanginya. rasanya hari-hariku hanya di penuhi oleh namanya “zian… zian… ziaaann…” seolah-olah denyut nadi berteriak memanggil namanya…
Selepas kejadian itu dia sering mengajak ku untuk pergi ke luar, untuk sekedar jalan-jalan dan menemani makan siang. suatu malam dian pun mengajakku ke restoran romantis yang letaknya di daerah kemang, aku pun langsung menduduki meja yang telah dipesan olehnya. sambil menunggu zian datang aku pun memesan sebuah minuman.
Sudah satu jam lebih aku menunggunya hingga hatiku merasa kesal, fikiran ku tak karuan, hati ku kusut mengkhawatirkannya, sebab selama itu handphonenya tak bisa dihubungi. aku kecewa, harapan yang aku angankan perlahan sirna… sakit mendera jiwa. airmata pun tak dapat tertahankan sambil menggerutu dalam hati “mengapa aku mengaguminya?, mengapa aku begitu mencintainya?” jutaan hela nafas telah ku lakukan.. namun hati tak kunjung tenang.
Tiba-tiba ada yang menutup mataku dengan kain berwarna merah, tak bisa ku lihat apapun kecuali merasakan aroma parfum khas yang digunakan oleh zian, mengetahui itu sakit hati perlahan sirna.. detak jantung kembali normal, nafas tak lagi memburu.. tak lama, terdengar kata “I L U” di telingaku, di susul dengan kata “aku akan menjagamu hingga akhir nafas ku, hingga kau tak lagi dapat menikmati senyum ku, hingga kau tak dapat lagi memeluk tubuh ku”. airmata bahagialah yang sekarang turun menyapa pipiku, senyum yang akan mejadi senyum terindah dalam hidupku..
Masih dalam keadaan tertutup mataku ia pun menyanyikan sebuah lagu dengan petikan gitar untuk ku.. lagu yang ia ciptakan dengan syair dan nada yang indah untukku… betapa ajaibnya malam ku ini, tepat di malam ulang tahunku yang ke 19 tahun.. bahagia yang ku rasa tiada tara.. kemudian zian pun membuka kain merah penutup mataku dan berkata “kau menyukainya? maaf bila aku terlalu lancang dan berani untuk menjadi pasangan mu. maaf aku terlambat menemui mu, karena aku terlalu banyak berfikir dan takut untuk menemui mu malam ini., happy birth day adinda ku, yang selama ini aku sayangi”, aku pun menjawabnya… “apa kau bergurau, malam ini sungguh indah untuk ku, bahkan mengalahkan kebahagiaan ku sebelummnya… aku juga sangat mencintaimu, menyayangi mu, bahkan ingin memiliki mu” zian pun langsung mencium tangan kanan ku, dan meneteskan airmata bahagia bersama ku… kami pun langsung memesan makan malam dan menikmati malam bahagia kita sambil menikmati hidangan yang kami pesan…
Keesokan harinya, hari-hari pun berjalan seperti biasa, dan normal selayaknya sepasang kekasih tanpa ada pertengkaran. zian yang begitu lembut, romantis, penyayang, perhatian membuatku bisa bertahan mencintainya,
Hingga pada suatu hari dia berniat meneruskan studi dan pekerjaannya di luar negeri KL (Kuala Lumpur) tentunya. semenjak ia berada di sana dia berubah 60% dari yang sebelumnya, dari yang aku kenal. tak ada malam yang terlewat tanpa meneteskan air mata.. menahan rindu begitu berat apalagi dia sekarang jadi jarang menghubungiku, jarang bercerita kepadaku, bahkan sekarang ia berani membohongiku, aku terlalu mencintainya, hingga aku terpaksa berfikiran positif dan mengindari konflik yang seharusnya aku ungkapkan demi kelancaran hubungan kita… kata-kata indah dan mesranya sudah tak ada lagi untuk ku.. aku ingin memulai percakapan setiap kali aku membutuhkan telinga untuk bercerita, namun tak ada lagi. dia hanya menghubungiku setiap malam jam istirahatnya, aku rela menunggunya hingga tengah malam supaya aku bisa tetap mendengar suaranya, dan setiap ku menunggu hanya untuk kata rindu dan sayang.. dan sekedar menanyakan keadaan, karena dia terlalu lelah dengan kerja dan kuliah yang ia jalani, jadi ia tak bisa berlama-lama mengobrol dengan ku, apalagi hingga larut malam..
Aku berkata hati, apakah seperti ini sakitnya mencintai, dihantui bayangan negatif, di hantui rasa takut…? hingga terbawa mimpi aku mikirkannya, mimpiku sangat aneh… hingga aku menangis saat ku terbangun, menangisi mimpi ku sendiri yang di dalamnya ada zian kekasih ku yang telah memiliki pasangan baru sebelum memutuskan hubungannya dengan ku… bekerja pun tak fokus, kuliah pun nggak konsen, selalu saja kepikiran mimpiku tersebut…
Sebulan kemudian aku mulai bosan dan mencoba bembuka kembali facebook lama ku, dan aku ke kolam pencarian untuk mencari sebuah nama, tidak lain ya nama kekasihku zian, dan aku ketik nama fauziansyah saputra, kemudian beberapa nama pun muncul, dan ku temui sebuah nama yang menggajal tentunya, fauziannya nindi. aku pun penasaran dan membukanya, seketika itu pun aku menangis melihat foto kekasihku sendiri bersama wanita lain. hati ku teriris, bertabur garam yang pedihnya tiada tara, yang sakitnya mendera batin, kecewa, yang ku tunggu selama ini bersikap dusta… tak lama handphone ku berdering dan segera aku menanyakannya.. kata-kata kotor dan kasarku terus meluncur cepat dari mulutku sambil tak heninya airmata ini mengalir… dia pun menjelaskannya dengan nada tenang dan seakan merasa tak bersalah, membuat aku semakin merasa kesal, dia tak lagi peduli pada ku, tak lagi menghargai perasaan ku yang telah menunggu sangat lama untuk melepas rindu… dan menutup telfonnya secara tiba-tiba… penyesalan pun tak henti-hentinya berkata dalam hati dan batin ku…
Entah mengapa aku begitu menyayanginya hingga aku tak bisa melupakannya dan kenangan indahnya… sakit memang mengingat itu semua… namun tetap harus ku jalani hidup yang penuh kesendirian… dan penuh kekecewaan… mungkin ini jalan yang harus aku terima… mengisi hari dengan pengharapan dan penantian saat ia kembali… semoga dia masih mengingatku dan masih mau menghubungi ku…
Miris mmemang mencintai orang yang sudah dimiliki, hati terus meratapi sesal ini “seandainya dulu aku mengikutinya untuk study dan bekerja di luar negari, pasti takkan berakhir seperti ini, aku merindukan belaian kasihmu, ku selalu merindukanmu, ‘adinda’
Keesokan harinya aku menemuinya di perpustakaan saat pertama kali kita bertemu. kemudian mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh dosen 2 hari yang lalu. ku akui kemampuannya sangat sangat baik di bidang ekonomi. dari situlah aku mulai menyukainya, apalagi saat sempat mengobrol panjang lebar dia mengatakan kalau dia belum memiliki pacar.. betapa bahagianya diriku…
Komunikasi pun terus berjalan, banyak kata indah yang ia berikan pada ku, tak pernah ia mengucapkan selamat pagi dan selamat tidur pada ku, tak lupa dengan pesan-pesan perhatiannya tentunya,. entah dia merasakan hal yang sama atau tidak. rasa yang begitu melekat, rasa takut kehilangan, rasa sayang, dan rasa peduli. begitu aku sangat amat menyayanginya. rasanya hari-hariku hanya di penuhi oleh namanya “zian… zian… ziaaann…” seolah-olah denyut nadi berteriak memanggil namanya…
Selepas kejadian itu dia sering mengajak ku untuk pergi ke luar, untuk sekedar jalan-jalan dan menemani makan siang. suatu malam dian pun mengajakku ke restoran romantis yang letaknya di daerah kemang, aku pun langsung menduduki meja yang telah dipesan olehnya. sambil menunggu zian datang aku pun memesan sebuah minuman.
Sudah satu jam lebih aku menunggunya hingga hatiku merasa kesal, fikiran ku tak karuan, hati ku kusut mengkhawatirkannya, sebab selama itu handphonenya tak bisa dihubungi. aku kecewa, harapan yang aku angankan perlahan sirna… sakit mendera jiwa. airmata pun tak dapat tertahankan sambil menggerutu dalam hati “mengapa aku mengaguminya?, mengapa aku begitu mencintainya?” jutaan hela nafas telah ku lakukan.. namun hati tak kunjung tenang.
Tiba-tiba ada yang menutup mataku dengan kain berwarna merah, tak bisa ku lihat apapun kecuali merasakan aroma parfum khas yang digunakan oleh zian, mengetahui itu sakit hati perlahan sirna.. detak jantung kembali normal, nafas tak lagi memburu.. tak lama, terdengar kata “I L U” di telingaku, di susul dengan kata “aku akan menjagamu hingga akhir nafas ku, hingga kau tak lagi dapat menikmati senyum ku, hingga kau tak dapat lagi memeluk tubuh ku”. airmata bahagialah yang sekarang turun menyapa pipiku, senyum yang akan mejadi senyum terindah dalam hidupku..
Masih dalam keadaan tertutup mataku ia pun menyanyikan sebuah lagu dengan petikan gitar untuk ku.. lagu yang ia ciptakan dengan syair dan nada yang indah untukku… betapa ajaibnya malam ku ini, tepat di malam ulang tahunku yang ke 19 tahun.. bahagia yang ku rasa tiada tara.. kemudian zian pun membuka kain merah penutup mataku dan berkata “kau menyukainya? maaf bila aku terlalu lancang dan berani untuk menjadi pasangan mu. maaf aku terlambat menemui mu, karena aku terlalu banyak berfikir dan takut untuk menemui mu malam ini., happy birth day adinda ku, yang selama ini aku sayangi”, aku pun menjawabnya… “apa kau bergurau, malam ini sungguh indah untuk ku, bahkan mengalahkan kebahagiaan ku sebelummnya… aku juga sangat mencintaimu, menyayangi mu, bahkan ingin memiliki mu” zian pun langsung mencium tangan kanan ku, dan meneteskan airmata bahagia bersama ku… kami pun langsung memesan makan malam dan menikmati malam bahagia kita sambil menikmati hidangan yang kami pesan…
Keesokan harinya, hari-hari pun berjalan seperti biasa, dan normal selayaknya sepasang kekasih tanpa ada pertengkaran. zian yang begitu lembut, romantis, penyayang, perhatian membuatku bisa bertahan mencintainya,
Hingga pada suatu hari dia berniat meneruskan studi dan pekerjaannya di luar negeri KL (Kuala Lumpur) tentunya. semenjak ia berada di sana dia berubah 60% dari yang sebelumnya, dari yang aku kenal. tak ada malam yang terlewat tanpa meneteskan air mata.. menahan rindu begitu berat apalagi dia sekarang jadi jarang menghubungiku, jarang bercerita kepadaku, bahkan sekarang ia berani membohongiku, aku terlalu mencintainya, hingga aku terpaksa berfikiran positif dan mengindari konflik yang seharusnya aku ungkapkan demi kelancaran hubungan kita… kata-kata indah dan mesranya sudah tak ada lagi untuk ku.. aku ingin memulai percakapan setiap kali aku membutuhkan telinga untuk bercerita, namun tak ada lagi. dia hanya menghubungiku setiap malam jam istirahatnya, aku rela menunggunya hingga tengah malam supaya aku bisa tetap mendengar suaranya, dan setiap ku menunggu hanya untuk kata rindu dan sayang.. dan sekedar menanyakan keadaan, karena dia terlalu lelah dengan kerja dan kuliah yang ia jalani, jadi ia tak bisa berlama-lama mengobrol dengan ku, apalagi hingga larut malam..
Aku berkata hati, apakah seperti ini sakitnya mencintai, dihantui bayangan negatif, di hantui rasa takut…? hingga terbawa mimpi aku mikirkannya, mimpiku sangat aneh… hingga aku menangis saat ku terbangun, menangisi mimpi ku sendiri yang di dalamnya ada zian kekasih ku yang telah memiliki pasangan baru sebelum memutuskan hubungannya dengan ku… bekerja pun tak fokus, kuliah pun nggak konsen, selalu saja kepikiran mimpiku tersebut…
Sebulan kemudian aku mulai bosan dan mencoba bembuka kembali facebook lama ku, dan aku ke kolam pencarian untuk mencari sebuah nama, tidak lain ya nama kekasihku zian, dan aku ketik nama fauziansyah saputra, kemudian beberapa nama pun muncul, dan ku temui sebuah nama yang menggajal tentunya, fauziannya nindi. aku pun penasaran dan membukanya, seketika itu pun aku menangis melihat foto kekasihku sendiri bersama wanita lain. hati ku teriris, bertabur garam yang pedihnya tiada tara, yang sakitnya mendera batin, kecewa, yang ku tunggu selama ini bersikap dusta… tak lama handphone ku berdering dan segera aku menanyakannya.. kata-kata kotor dan kasarku terus meluncur cepat dari mulutku sambil tak heninya airmata ini mengalir… dia pun menjelaskannya dengan nada tenang dan seakan merasa tak bersalah, membuat aku semakin merasa kesal, dia tak lagi peduli pada ku, tak lagi menghargai perasaan ku yang telah menunggu sangat lama untuk melepas rindu… dan menutup telfonnya secara tiba-tiba… penyesalan pun tak henti-hentinya berkata dalam hati dan batin ku…
Entah mengapa aku begitu menyayanginya hingga aku tak bisa melupakannya dan kenangan indahnya… sakit memang mengingat itu semua… namun tetap harus ku jalani hidup yang penuh kesendirian… dan penuh kekecewaan… mungkin ini jalan yang harus aku terima… mengisi hari dengan pengharapan dan penantian saat ia kembali… semoga dia masih mengingatku dan masih mau menghubungi ku…
Miris mmemang mencintai orang yang sudah dimiliki, hati terus meratapi sesal ini “seandainya dulu aku mengikutinya untuk study dan bekerja di luar negari, pasti takkan berakhir seperti ini, aku merindukan belaian kasihmu, ku selalu merindukanmu, ‘adinda’
Komentar
Posting Komentar